Jumat, 01 Juli 2011

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN DENGAN BERBUAT BAIK


Oleh : Syamsul Bahri/Albrave Bilhaq


“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. 
 (QS. Al-Hajj 22:77).


Ayat yang mulia ini menerangkan dan memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk ruku, sujud, dan menyembah Allah serta berbuat baik. Para ulama tafsir menjelaskan diantara hikmah disebutkannya perintah ruku’ dan sujud secara terpisah dari perintah menyembah Allah ta’ala didalam ayat diatas tersebut padahal perbuatan ruku’ dan sujud merupakan bagian dari menyembah (beribadah) kepada-Nya menunjukan bahwa ruku’ dan sujud yang terdapat didalam ibadah sholat adalah ibadah terbesar seorang hamba kepada Rabbnya[1]. Kemudian Allah ta’ala perintahkan setelah untuk berbuat baik


Perbuatan Baik Ciri Seorang Muslim

Allah ta’ala menyebutkan sebuah berita bahwa diantara sifat-sifat yang dimiliki manusia pilihan-Nya untuk menjadi seorang nabi dan rasul yang menyampaikan risalah adalah “ يسارعون فى الخيرات bersegera didalam kebaikan”   (QS.Al-Anbiya’/21:90), begitu pula seorang muslim, diperintahkan untuk berbuat baik (QS. Al-Hajj/22: ), bahkan tidak cukup hanya berbuat baik tetapi juga berlomba-lomba dididalam kebaikan (QS. Albaqoroh/2:148). Dan Allah menjanjikan mereka yang bersegera dalam kebaikan akan memperoleh kebahagiaan/kesuksesan (QS.Al-Mu’minuun/23:61).[2] Dan ini sama persis maknanya dengan ayat Qs. Al-Hajj/22:77 diatas.


Yang Dicari Setiap Insan

Ketika kita bertanya kepada diri kita ataupun bertanya kepada orang lain tentang apa yang kita inginkan dan kita cari dalam kehidupan ini, niscaya diri kita dan setiap orang akan mengatakan bahwa Kesuksesan dan Kebahagiaan adalah keinginan setiap manusia.Kesuksesan terukur dari apa yang kita peroleh dan hasilkan, sedangkan kebahagiaan adalah dari apa yang kita rasakan. Dan Allah ta’ala menerangkan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan itu ada didalam perbuatan baik.


Makna Sebuah Kebaikan

Didalam Al-qur’an Kebaikan disebutkan dengan kataالخير dan dalam bentuk jama’ (plural)nya الخيرات , para ulama tafsir menterjemahkan makna perbuatan baik ini dengan berbagai macam pengertian, diantaranya : Kebajikan dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya[3], amal-amal sholeh[4], yang kalau kita simpulkan, makna kebaikan secara umum adalah seorang muslim yang selalu berada didalam lingkaran ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan, yang secara khusus disebut dengan istiqomah, disebutkan dalam hadist Abu ‘Amru Sofyan bin Abdillah berkata : “Aku berkata kepada rasulullah, “Ya Rasulullah, Sebutkanlah kepadaku satu perkataan

Perkataan saja yang aku tidak akan bertanya setelah ini kepada orang selain dirimu?, kemudian beliau bersabda : “Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian ISTIQOMAH lah” (HR. Muslim)[5]. Dari sinilah kita pahami bahwa Iman dan Istiqomah adalah modal untuk berada di dalam lingkaran kebaikan yang berakhir pada kesuksesan dan kebahagiaan seseorang pada dua kehidupan yaitu kehidupan dunia dan akhirat.


Tingkatan Kebaikan 

Didalam permasalahan Kebaikan ini, setiap manusia memiliki derajat dan tingkatan-tingkatannya, yaitu ;
1. Selama seseorang berbuat baik, maka selama itulah ia berada didalam lingkaran kebaikan dan ia tidak tercela dengan kebaikan yang dilakukannya,  karena begitu banyaknya jalan-jalan kebaikan, bahkan sekalipun kebaikan yang dilakukannya adalah kebaikan dalam standar minimal kebaikan, disebutkan di dalam sebuah hadist dari Abu Zar, yaitu Jundub bin Junadah r.a., katanya: "Saya berkata: Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih utama - banyak fadhilahnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "yaitu beriman kepada Allah dan berjihad untuk membela agamaNya." Saya bertanya lagi: "Hamba sahaya manakah yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "yaitu yang dipandang terindah bagi pemiliknya serta yang termahal harganya."Saya bertanya pula: "Jikalau saya tidak dapat mengerjakan itu -yakni berjihad fi-sabilillah ataupun memerdekakan hamba sahaya yang mahal harganya, maka apakah yang dapat saya lakukan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Berilah pertolongan kepada seseorang pekerja atau engkau mengerjakan sesuatu kepada seseorang yang kurang pandai bekerja" Saya berkata pula: "Ya Rasulullah, bukankah engkau telah mengetahui, jikalau saya ini lemah sekali dalam sebahagian pekerjaan?" Beliau s.a.w. bersabda:"Tahanlah keburukanmu, jangan sampai mengenai orang banyak, amalan sedemikian itu pun merupakan sedekah daripadamu untuk dirimu sendiri - yakni tidak mengganggu orang lain." (Muttafaq 'alaih)[6]
2. Yang membedakan muslim dengan muslim lainnya adalah didalam meletakkan kebaikan itu pada dirinya (DSP, Daftar Skala Prioritas). Setiap muslim memiliki kesempatan untuk memilih kebaikan yang mana yang dapat dilakukannya, dan muslim yang baik adalah mereka yang memilih untuk melakukan kebaikan yang besar nilainya (standart maksimal).
3. Muslim yang paripurna adalah seorang muslim yang memiliki atsar (tapak perjalanan) disemua pintu-pintu kebaikan yang banyak tersebut.


Penutup

Didalam sejarah kehidupan generasi terbaik yang tercatat sepanjang sejarah yaitu para sahabat ridwaanallohi ‘ajma’iin kita dapati bahwa mereka adalah sosok manusia yang senantiasa melakukan kebaikan, berlomba-lomba didalam melakukannya, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang berada didalam tingkatan ketiga, yaitu selalu berada disemua perbuatan baik sebagaimana sosok Abu Bakar Ash-Shiddiq yang disebutkan oleh rasulullah bahwa Abu bakar kelak akan dipanggil oleh Allah ta’ala untuk masuk kedalam syurga dari semua pintu syurga karena beliau adalah orang yang senantiasa ada didalam semua pintu kebaikan.
Wallaahu Ta’ala A’lam

 SUMBER :
[1] Fathul Majiid Syarah Kitaabut Tauhiid bab Menyembelih binatang dengan niyat bukan karena Allah oleh Syaikh Abdurrahman Aalu Syaikh hal.264.
[2] Tafsir Ath-Thobari
[3] Tafsir Aisar Abu Bakar AlJazairi Juz 1 Hal.63
[4] Tafsir Ath-Thobari Juz 3 Hal.192
[5] Riyadush Sholihin Imam Nawawi Bab Istiqomah Juz 1 Hal.64.
 [6] Riyadush Shoolihiin Imam Nawawi bab Bayaknya Jalan-jalan Kebaikan Juz 1 hal.104

Jangan lupa dan jangan menganggap remeh, ketika anda meletakkan tangan anda di pundak orang yang anda cintai, maka sesungguhnya hal itu merupakan SENTUHAN berarti dan berkesan. maka hal itu tak mungkin saling terwujud kecuali antara dua hati yang saling CINTA, dari sanalah anda bisa mengetahui nilai hubungan yang anda jalin sesama manusia

Tidak ada komentar: