Kamis, 11 Agustus 2011

Delapan Ciri "ULIL ALBAB"


kesinambungan antara kemampuan berpikir, merenung dan membangun teori ilmiah dari realitas alam yang empiris dengan metode induktif dan deduktifnya namun sekaligus mampu mempertajam analisisnya dengan mengasah hati dan rasa melalui berdzikir.

Artinya, kerja intelektual bukan hanya kerja berpikir. Harus ada bagian intuisi—selain logika—yang berfungsi sebagai pengawal etik logika. Di sinilah peran agama yang kemudian terkenal dalam ungkapan Albert Einstein bahwa “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa dan ilmu lumpuh”(Keith Ward, 2002).




Ulil Albab bukanlah sekedar punya "AKAL", Tetapi dia adalah INTELEKTUAL MUSLIM yang berfikir secara Ilmiah. sesuai dengan tuntunan Al-quran dn Sunnah.

Agar manusia tak menklaim dirinya sebagai Ulil Albab, maka AL-QURAN mengemukakan 8 ciri yg harus dimiliki.

1. TAKUT AZAB ALLAH


Takut kepada Allah membuat seorang Ulil Albab tk mau menghasilkan KONSEP yg tak benar, Allah Berfirman :

Artinya : Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu, QS. ath-Thalaq (65) : 10


2. BELAJAR DARI KITAB DAN SEJARAH

kitab yg datangnya dari Allah SWT dan sejarah masa lalu merupakan rujukan yang penting bagi ULIL ALBAB

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. QS. yusuf : 111


3. DZIKIR DAN FIKIR

Bagi Seorang Ulil Albab Berdzikir dan berfikir mrupaka bagian yang tak terpisah . apalagi memhami Alam SEMESTA...:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Ali Imran : 190-191

Hikmah dari ayat tersebut:

1. Langit sebagai naungan kita.
Hanya allah yang tahu berapa lapis langit itu. Manusia tidak akan mengetahuinya.
2. Allah mengatur pergantian siang dan malam.
Allah melakukannya supaya seimbang bumi ini dan manusia dpata bekerja pada siang hari dan beristirahat pada malam hari.

Dari ayat diatas juga, memberikan pengertian:

1. Allah memberi akal
fungsinya untuk mengenal dan mengingat Allah.
2. Allah menciptakan ciptaannya.
Sebagai sarana berfikir manusia akan allah.

Perbedaan dzikir dan fakir:

Dzikir yaitu mengingat allah dengan potensi yang didapat dari kita dengan menggunakan hati.
fikir menggunakan akal atau pikiran.

Kesimpulan dari dzikir dan fikir:

1. Allah menciptakan alam semesta
2. Semua yang allah cipatakana ada manfaatnya.
3. Mensucikan Allah dengan dzikir (tasbih, tahmid, dan takbir).
4. Menumbuhkan rasa takut dan kepatuhan kepada allah akan hari kiamat.


4. MENDAPAT HIKMAH DARI ALLAH

Hikmah membuat seorang Ulil Albab luas wawasannya dan berfikir selalu disesuaikan dengan nilai Al-Quran...:


Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Al baqarah:269


5. MENDALAMI ILMU ALLAH
Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. Al Imran : 7


6. MENTAUHIDKAN MASYARAKAT

(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.

7. KRITIS

Kritis terhadap pemikiran sehingga dia hanya mengikuti yang benar

yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang- orang yang mempunyai akal.

8. MEMPERTAHANKAN KEBENARAN

Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.
aL mAIDAH : 100

Tidak ada komentar: