Minggu, 20 November 2011

Perzinahan Dalam Hukum Pidana

Aceh merupakan fenomena yang khas dalam perkembangan bernegara dan perkembangan hukum.
Fenomena dihukumnya 2 orang yang berlainan jenis dalam Islam memang terdapat peraturannya. sehingga wajar bila kemudian ada 2 orang berlainan jenis yang bukan muhrimnya kedapatan di tempat yang tidak pantas dihukum.
Namun yang perlu diketahui bahwa penghukuman tersebut termasuk dalam wilayah hukum ta’zir. artinya perbuatan yang dilakukan adalah terlarang oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah namun jenis hukumannya tidak disebutkan.
Sehingga jenis hukuman dapat ditentukan oleh penguasa yang berwenang. Namun tidak boleh melebihi hukuman pokok minimal.
Persoalan agama seringkali dipertentangkan dengan keberadaan HAM. ada suatu adagium yang cukup terkenal di kalangan hukum: bahwa HAM bisa mereduksi hukum namun tidak bisa mereduksi agama. Namun Agama dapat mereduksi HAM dan undang-undang.
Ketaatan seseorang dengan hukum Agamanya sangat bergantung pada tingkat keyakinan terhadap agama itu sendiri.
Sehingga tidak aneh bila ada orang Islam menolak Hukum Islam. Karena hanya sampai disitu saja pemahamannya dengan Hukum Islam.
Namun kemudian adalah tidak bijak bagi orang Islam yang memaksakan kehendaknya untuk memberlakukan hukum Islam. Ingat!!!! Tidak Bijak, dan bukan Tidak Benar.
Saya tertarik dengan dalin ber POLIGAMI, daripada selingkuh kenapa tidak poligami saja.
Perlu saya ingatkan bahwa tidak gampang berpoligami. Bukan hanya adil yang diperlukan tapi harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah dan Sahabat-Sahabatnya. Bersediakah saudara berpoligami dengan janda yang sudah nenek????
Karena bila anda berpoligami dengan seorang gadis yang perawan, maka saya meragukan niat anda. Ingat!!! Poligami disyari’atkan bukan hanya membantu kaum pria yang berlibido tinggi namun harus ada asas manfaatnya, yaitu menolong kaum lemah dan/atau fakir miskin.
Jadi siapapun yang berkomentar, hendaklah memahami lebih dahulu hakekat permasalahannya dan hukumnya. Janganlah menuruti kehendak nafsu diri sendiri.

Kamis, 13 Oktober 2011

Setetes Tinta Kata dalam Dzikir INDAHNYA Asma ALLAH..:





Alam terbentang menjadi guru itu hanya untuk orang yang berfikir, begitu juga kata IQRA' bukan berarti hanya membaca KITAB melainkan membaca setiap QALAM JIWA dan HATI serta TULISAN TUHAN YANG TERSURAT dan TERSIRAT DILANGIT DAN DIBUMI, 
Alquran bukan hanya yang tersurat dikitab melainkan 
BERADA DI DADA ORANG YANG BERILMU.


Ketika falsafah lebah Kubentang bak ribuan bahkan jutaan sayapnya yg sdg mengemb...ang...alangkah ASRI dan sejuknya dunia ini. mudah2an antup-sengatannya membuat kita terus dan lebih tersentak untuk berbuat yg terbaik bg kita....
terlebih bermaslahat bagi semua..
s'moga teman!!! dari pinggir sarang lebahku di WONOSOBO... tak tunggu stetes madunya

SAJADAH CINTAKU


Diatas SAJADAH, ku suarakan untaian Dzikir Indahnya Asma~MU
yg membuatku smakin merindu, tetes air mata segala duka, kulepaskan segera. 
Syahdu ku suarakan lembut ayat-ayat cintaMu, tangis gerimis alunan musik jiwa yg memenuhi gua hampa, bergema tiada nada. lembut semilir Angin menyentuh kulit Ariku, membisikkan syair rindu.. 
SYAHDU senandung JIWA mengalun tak berujung hingga pada saatnya MengHUNJAM relung HATIku dalam Tetesan kata Dizkir IndahNYA Asma ALLAH.

Selasa, 04 Oktober 2011

40 nasihat Saiyidina Ali

Berikut adalah 40 nasihat Saiyidina Ali sebagaimana yang terdapat didalam kitab Nahjul Balagh dan Al-Bayan Wattabyeen r.a.

1. Pendapat seorang tua adalah lebih baik daripada tenaga seorang muda.
2. Menyokong kesalahan adalah menindas kebenaran.
3. Kebesaran seseorang itu bergantung dengan qalbunya yang mana adalah sekeping daging.
4. Mereka yang bersifat pertengahan dalam semua hal tidak akan menjadi miskin.
5. Jagailah ibubapa kamu,nescaya anak2mu akan menjagai kamu.
6. Bakhil terhadap apa yang ditangan adalah tidak mempunyai kepercayaan terhadap Allah.
7. Kekayaan seorang bakhil akan turun kepada ahli warisnya atau ke angin. Tidak ada yang terpencil dari seorang yang bakhil. 8. Seorang arif adalah lebih baik daripada arif.Seorang jahat adalah lebih jahat daripada kejahatan
9. Ilmu adalah lebih baik daripada kekayaan kerana kekayaan harus dijagai, sedangakan ilmu menjaga kamu
10. Jagalah harta bendamu dengan mengeluarkan zakat dan angkatkan kesusahan mu dengan mendirikan sembahyang
11. Sifat menahan kemarahan adalah lebih mulia daripada membalas dendam
12. Mengajar adalah belajar
13. Berkhairatlah mengikut kemampuan mu dan janganlah kamu jadikan keluargamu hina dan miskin

14. Insan terbahagi kepada 3 :

1. Mereka yang mengenal Allah
2. Mereka yang mencari kebenaran
3. Mereka yang tidak berpengetahuan dan tidak mencari kebenaran.
Golongan yang terakhir inilah yang paling rendah dan tak baik sekali dan mereka akan ikut sebarang ketua dengan buta seperti kambing.

15. Insan tak akan melihat kesalahan seorang yang bersifat tawadhu' dan lemah
16. Janganlah kamu takut kepada sesiapa melainkan dosamu terhadap Allah
17. Mereka yang mencari kesilapan dirinya sendiri adalah selamat dari mencari kesilapan orang lain
18. Harga diri seseorang itu adalah berdasarkan apa yang ia lakukan untuk memperbaiki dirinya
19. Manusia sebenarnya sedang tidur tetapi akan bangun bila ia mati
20. Jika kamu mempunyai sepenuh keyakinan akan Al-Haq dan kebenaran, nescaya keyakinanmu tetap tidak akan berubah walaupun terbuka rahsia2 kebenaran itu.
21. Allah merahmati mereka yang kenal akan dirinya dan tidak melampaui batas
22. Sifat seseorang tersembunyi disebalik lidahnya
23. Seorang yang membantu adalah sayapnya seorang yang meminta
24. Insan tidur di atas kematian anaknya tetapi tidak tidur di ataskehilangan hartanya
25. Barangsiapa yang mencari apa yang tidak mengenainya nescaya hilang apa yang mengenainya
26. Mereka yang mendengar orang yang mengumpat terdiri daripadagolongan mereka yang mengumpat
27. Kegelisahan adalah lebih sukar dari kesabaran
28. Seorang yang hamba kepada syahwatnya adalah seorang yang lebih hina daripada seorang hamba kepada hamba
29. Orang yang dengki marah kepada orang tidak berdosa
30. Putus harapan adalah satu kebebasan , mengharap (kepada manusia) adalah suatu kehambaan
31. Sangkaan seorang yang berakal adalah suatu ramalan
32. Seorang akan mendapat tauladan di atas apa yang dilihat
33. Taat kepada perempuan(selain ibu) adalah kejahilan yang paling besar
34. Kejahatan itu mengumpulkan kecelaan yang memalukan
35. Jika berharta, berniagalah dengan Allah dengan bersedekah
36. Janganlah kamu lihat siapa yang berkata tetapi lihat apa yang dikatakannya
37. Tidak ada percintaan dengan sifat yang berpura2
38. Tidak ada pakaian yang lebih indah daripada keselamatan
39. Kebiasaan lisan adalah apa yang telah dibiasakannya
40. Jika kamu telah menguasai musuhmu,maafkanlah mereka, kerana perbuatan itu adalah syukur kepada kejayaan yang telah kamu perolehi.

Kepemimpinan untuk Ketakwaan kepada Allah

Sahabat…

Ada baiknya, di tengah bangsa kita yang sedang melakukan pendidikan politik dan bernegara terhadap rakyat, sejenak kita renungkan sabda-sabda Rasulullah SAW berkenaan tentang Pemimpin dan Kepemimpinan berikut. Semoga Allah membimbing kita…amien.

Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda:
Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya

Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 3428
(Sumber: http://hadith.al-islam.com/bayan/display.asp?Lang=ind&ID=1070 )

Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka. (HR. Abu Na’im)

Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)

Barangsiapa membaiat seorang imam (pemimpin) dan telah memberinya buah hatinya dan jabatan tangannya maka hendaklah dia taat sepenuhnya sedapat mungkin. (HR. Muslim)
Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat (kepada pemimpinmu), dalam masa kesenangan (kemudahan dan kelapangan), dalam kesulitan dan kesempitan, dalam kegiatanmu dan di saat mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun keadaan itu merugikan kepentinganmu. (HR. Muslim dan An-Nasaa’i)

Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani)
Sumber: http://opi.110mb.com/haditsweb/1100_hadits_terpilih/b42_kepemimpinan_keadilan_dan_politik.htm

KISAH MALAIKAT MAUT PENJEMPUT NYAWA

Kesedihan Ketika Bertemu Dengan Malaikat Maut


Diriwayatkan, bahwa seorang lelaki mengumpulkan harta benda. Tidak ada semacampun dari harta kecuali dia memilikinya. Dia mendirikan rumah tingkat yang memiliki dua pintu yang kuta dan dijaga oleh para pembantunya.

Suatu saat, dia mengumpulkan sanak keluarganya dan memasak makanan untuk mereka, sedangkan dia duduk diatas singgasana dengan mengangkat salah satu kakinya diatas kaki lain sementara mereka makan.

Ketika telah selesai, maka dia berkata kepada dirinya: "Hai nafsu bersenang - senanglah untuk beberapa tahu. Sebab aku telah mengumpulkan harta mencukupimu." Namun sebelum dia selesai dari bicara, datanglah malaikat maut dalam rupa seorang lelaki yang berpakaian usang dan dilehernya ada sekop, sehingga serupa dengan orang miskin. Maka malaikat mengetuk pintu dengan keras, sehingga mengejutkannya yang sedang duduk di atas singgasana. Maka para pembantu berlari kepadanya dan mereka berkata : Ada apa denganmu ? " Malaikat maut berkata :" Panggilkan tuan kalian ". Para pembantu berkata : "Apakah tuan kami harus menemui orang sepertimu ?" Malaikat Maut berkata : "Ya". Maka para pemnbantu itu memberi tahu kepada tuan mereka tentang hal tersebut.

Lelaki itu berkata : " Mengapa kalian tidak berbuat sesuatu kepadanya?" Kemudian malaikat maut mengetuk pintu dengan ketukan yang lebih keras dari pada ketukan yang pertama. Baru para penjaga datang kepadanya dan malaikat maut berkata : "Katakan kepada tuan kalian, bahwa aku adalah malaikat maut ".

Tatkala para penjaga mendengarkan perkataan itu, maka hati mereka menajdi getar dan kecut serta takut. Demikian juga tuan mereka yang berkata : " Berkatalah kepadanya dengan perkataan yang halus dan lembut. Katakanlah juga kepadanya : "Apakah bisa diganti oleh orang lain".

Malaikat maut langsung masuk dan berkata : " Perbuatlah apa yang akan aku lakukan, sebab kau tidak akan keluar dari rumahmu samapai aku mencabut nyawamu".

Lelaki itu memerintahkan agar hartanya dikumpulkan didepannya dan berkata ketika melihatnya :" Semoga Allah melaknatimu.Engkau telah menggangguku dari beribadah untuk Tuhanku.Maka Allah SWT memberikan kekuasaan kepada harta untuk berkata: " Mengapa engkau mengumpatku ? Sementara engkau membawa aku kepada raja -raja, orang yang bertakwa ditolak, engkau menikahi wanita - wanita yang mendapatkan kenikmatan dariku, duduk - duduk dengan para pengusaha dan menafkahkanku dijalan kejelekan, namun aku tidak menolak. Andaikata aku engkau nafkahkan dijalan kebaikan, niscaya bermanfa'at kepadamu. Hai anak Adam, engaku diciptakan dari tanah, kemudian membawa kejeleken atau kebaikan". Malaikat mautpun mencabut nyawanya dan lelaki yang kaya raya itu terjatuh.

( Sumber : Konsep Hidup Sesudah Mati Karya Imam Al Ghazaliy ,Penerbit : "Husaini" Bandung. )

Note://///
Bahwa betapa tidak disangka - sangka kematian itu datang kepada kita sehingga sedetikpun kita tidak diberikan kesempatan untuk berbuat amal atau apapu yang akan menolong kota apada saat itu karena tertutup sudah pintu amal karena maut telah menjemput dan tidak dapat dibantah lagi ia harus mengalami kematian yang tidak ia diduga - duga yang datang begitu cepat inilah hikmah cerita dan kisah untuk kita mengambil pelajaran selagi kita memiliki masa dalam hidup kita.

Ya Rabbi Ya ‘Alimal Hal

Ya Rabbi Ya ‘Alimal Hal
يَا رَبِّ يَا عَالِمَ الْحَالْ
يَا رَبِّ عَالِمَ الْحَالْ
 
Wahai Allah yang mengetahui hal hamba
إِلَيْكَ وَجَّهْتُ اْلآمَالْ
 
Kepada-Mu aku hadapkan segala cita-cita
فَامْنُنْ عَلَيْناَ بِاْلإقْبَالْ
Kurniakanlah kami nikmat perkenan dari-Mu
وَآُنْ لَناَ وَاصْلِحِ الْبَالْ
 
Serta belas kasihan dan tenteramkan hati kami
يَارَبِّ يَا خَيْرَ آَافِي
 
Wahai Allah yang Maha mencukupi
اُحْلُلْ عَلَيْنَا الْعَوَافِي
 
Berilah kami sihat afiat
فَلَيْسَ شَيْء ثَمَّ خَافِي
 
Kerana tiada yang sulit atas-Mu
عَلَيْكَ تَفْصِيْلُ وَاجْمَالْ
 
Segala sesuatu dalam pengetahuan-Mu
وَقَْد أَتَاكَ بِعُذْرِه
 
Ia telah datang pada-Mu dengan dosa
وَبِانْكِسَارِهِ وَفَقْرِه
 
Dan kesedihan dan kefakirannya
فَاهْزِمْ بِيُسْرِكَ عُسْره
 
Angkatlah dengan kemudahan-Mu segala kesusahannya
بِمَحْضِ جُوْدِكَ وَاْلإِفْضَالْ
 
Dengan Berkat kemurahan dan kurnia-Mu
وَامْنُنْ عَلَيْهِ بِتَوْبَةْ
 
Kurniakanlah padanya taubat
تَغْسِلْهُ مِنْ آُلِّ حَوْبَةْ
 
Yang dapat menghapus segala dosa
وَاعْصِمْهُ مِنْ شَرِّ أَوْبَةْ
 
Jagalah ia dari segala bahaya
لِكُلِّ مَا عَنْهُ قَدْ حَالْ
 
Dari segala yang akan menimpa padanya
فَأَنْتَ مَوْلَى الْمَوَالِي
 
Engkau adalah Tuhan seluruh hamba
الْمُنْفَرِدُ بِالْكَمَالِ
 
Yang Esa dalam kesempurnaanMu
وَبِالْعُلَى وَالتَّعَالِي
 
Dalam ketinggian dan keagunganMu
عَلَوْتَ عَنْ ضَرْبِ الأَمْثَالْ
 
Maha suci Allah dari semua keserupaan
جُوْدُكَ وَفَضْلُكَ وَبِرُّكَ
 
Kemurahan, kurnia, dan kebaikan-Mu
يُرْجَى وَبَطْشُكَ وَقَهْرُكَ
 
Sungguh sangat di harapkan. Murka dan marah-Mu
يُخْشَى وَذِآْرُكَ وَشُكْرُكَ
 
Sungguh sangat di takutkan. Berdzikir dan bersyukur pada-Mu
لاَزِمْ وَحَمْدُكَ وَاْلإِجْلاَلْ
 
Adalah lazim, demikian pula memuji dan mengagungkan-Mu
وَصَلِّ فِي آُلِّ حَالَةْ
 
Selawat pada setiap masa
عَلَى مُزِيْلِ الضَّلاَلَةْ
 
Di atas nabi penghapus kesesatan
مَنْ آَلَّمَتْهُ الْغَزَالَةْ
 
Kepadanya rusa bercakap
مُحَمَّدِ الْهَادِي الدَّالْ
 
Yaitu Muhammad penunjuk jalan
وَالْحَمْدُ لِلّه شُكْرًا
 
Segala puji bagi Allah sebagai tanda syukur
عَلَى نِعَمٍ مِنْهُ تَتْرَى
 
Atas nikmatNya yang tidak putus
نَحْمَدُهُ سِ  را وَجَهْرًا
 
Kami memuji padaNya dengan rahsia dan terang
وَبِالْغَدَايَا وَاْلآصَالْ
Siang malam setiap waktu

Pintu Ilmu (babul ’ilmi).

Rasulullah berkata ”Aku adalah Kota Ilmu, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya”

Pernyataan Rasulullah ini menimbulkan perasaan iri kaum Khawarij terhadap Sayyidina Ali, Dikisahkan mereka menguji Sayyidina Ali.

Sayyidina Ali akan diajukan pertanyaan yang sama oleh 10 orang dari mereka. Tapi Ali harus menjawab dengan 10 jawaban yang berbeda. 

Mereka bertanya : ”Wahai Ali, Istimewa manakah antara Ilmu dan Harta?
Dan Ali menjawab kepada :
Orang pertama : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu adalah warisan para nabi, Sedangkan harta adalah warisan Qorun, Haman dan Fir’aun.

Orang kedua : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu selalu menjagamu, Sedangkan engkau harus menjaga harta milikmu.

Orang ketiga : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu banyak teman, Sedangkan orang berharta banyak musuhnya.

Orang keempat : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab ilmu bila di infaqkan semakin bertambah, Sedangkan harta bila diinfaqkan semakin berkurang.

Orang kelima : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu dipanggil dengan sebutan mulia, Sedangkan orang berharta dipanggil dengan sebutan hina.

Orang keenam : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu tidak perlu dijaga, Sedangkan harta minta dijaga.

Orang ketujuh : Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu dihari akhirat dapat memberi syafaat, Sedangkan orang berharta dihari kiamat dihisab dengan berat.

Orang kedelapan: Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu bila dibiarkan saja tidak akan pernah rusak, Sedangkan harta bila dibiarkan pasti berkurang (bahkan habis dimakan)

Orang kesembilan: Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab Ilmu memberikan penerang didalam hati, Sedangkan harta dapat membuat kerusakan didalam hati (seperti timbulnya sifat takabur, pamer,ingkar).

Orang kesepuluh: Ilmu lebih istimewa daripada Harta, Sebab orang berilmu bersikap lemah lembut dan selalu berbakti kepada Allah, Sedangkan orang berharta, seringkali takabur dan ingkar kepada Allah.

Atas jawaban tersebut Kaum Khawarij mengakui kealiman Sayyidina Ali dan mengakui kebenaran Sabda rasulullah.

Dan merekapun tunduk patuh pada Sayyidina Ali.

Subhanallah…
Menangislah atas dirinya sendiri orang yang habis umurnya,
sementara dia tidak memperoleh keberuntungan dan bagian dalam hidupnya.

''KATA MUTIARA ALI BIN ABI THALIB KAROMALLAHU WAJHAH''

Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib - Ali Bin Abi Thalib adalah salah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga dari Nabi Muhammad. Menurut Islam Sunni, ia adalah Khalifah terakhir dari Khulafaur Rasyidin. Sedangkan Syi'ah berpendapat bahwa ia adalah Imam sekaligus Khalifah pertama yang dipilih oleh Rasulullah Muhammad SAW. Uniknya meskipun Sunni tidak mengakui konsep Imamah mereka setuju memanggil Ali dengan sebutan Imam, sehingga Ali menjadi satu-satunya Khalifah yang sekaligus juga Imam. Ali adalah sepupu dari Muhammad, dan setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi menantu Muhammad.(wikipedia.org).

Di bawah ini adalah Koleksi Kata Mutiara dari Ali bin Abi Thalib yang indah dan sangat dalam maknanya:



Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.Kata Mutiara Ali Bin Abi ThalibKata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicariKata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi orang yang berani.Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari.Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Perkataan sahabat yg jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi darinenek moyang.Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganyaKata Mutiara Ali Bin Abi Thalib


Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib




MIZAN



tingginya langit yang terbentang
tercipta untuk menaungi sang bumi
indahnya bunga yang mewangi
ada untuk menarik hati sang kumbang penyanyi
hangatnya sinar mentari di siang hari
wujud penantian datangnya malam yang sunyi

pantaskah bila sang bumi hidup seorang diri
tanpa penjagaan dari sang langit berseri
mungkinkah bunga hidup sebatang kara
tanpa cumbuan, belaian dan kasih sang kumbang
bagaimana bila malam tak kunjung pagi
pastilah gulita hati para bidadari

takkan pernah muncul arakan awan biru
yang setia menyelimuti tubuh sang bumi dari sengatan sinar mentari
takkan pernah ada pertemuan putik dan serbuk sari
yang menghasilkan bunga berwarna warni
takkan pernah tercipta lembayung merah
menghiasi mega di senja hari
sama halnya dengan dua kutub magnet berbeda
mereka akan tarik menarik hingga berakumulasi

sama halnya dengan perjalanan air sungai menuju ke laut
mereka akan membentuk air payau tanda luapan rindu
begitupun dengan dua anak manusia
maka akan terciptalah mahabbah-mawaddah-warahmah

SULAEMAN






اللهم إنا نسألك بسمك يا ألله، يارحمن، يارحيم، يا كريم، يامقيم، ياعظيم، ياقديم، ياعليم، ياحليم، ياحكيم
سبحانك يالاإله إلاأنت الغوث الغوث، خلصنا من النار ياربنا



Wahai Dzat Yang Maha Bersyukur
Lihatlah kami semua yang hadir dalam ruangan ini dalam rangka bersyukur kepada-Mu
Berkumpul dalam ikatan persaudaraan karena – Mu
Yang mengharapkan petunjuk dan belas kasih-Mu
Yang memuja-Mu karena Engkaulah satu-satunya Dzat
yang pujian hanya untuk dan milik-Mu
Sambutlah kami dengan penuh keridhoan karena Engkaulah satu-satunya Dzat
yang memiliki kemulyaan dan keabadian

Wahai Yang Memiliki Kedermawanan dan Kasih Sayang
Wahai Yang Memiliki semua karunia dan kenikmatan
Bukankah semua kenikmatan tidak lain selain titipan yang Kau berikan
Maka ajarkan kepada kami kedermawanan dalam kebersamaan
Kepedulian dalam kesenangan maupun kesulitan
Pengorbanan dalam kelapangan maupun kesempitan
Kebahagiaan dalam bersukur dan berkorban
Karena Sumber kebahagiaan bukan terletak pada banyaknya nikmat yang kau berikan
tetapi pada banyaknya rasa syukur yang kami panjatkan dan pengorbanan yang kami persembahkan

Wahai Dzat yang sifat jamaliyahnya lebih tinggi dari sifat jalaliyah
Janganlah Kau tambahkan amanah kepada kami kecuali kami sanggup mengembannya
Janganlah Kau tambahkan rizki kepada kami kecuali kami sanggup mensyukurinya
Janganlah Kau timpakan cobaan kepada kami kecuali kami sanggup bersabar atasnya
Janganlah Kau berikan kesulitan kepada kami kecuali kami sanggup mencari jalan keluarnya
Janganlah Kau tambahkan ujian kepada kami kecuali kami sanggup atasnya

Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan Hati
Tetapkan hati kami agar selalu tertaut dengan – Mu
Wahai Dzat Yang Sanggup Menggetarkan Hati
Arahkan hati kami agar selalu ta’at kepada-Mu

WASIAT NABI MUHAMMAD S.A.W. kepada SAIDINA ALI R.A.

Wahai Ali, bagi orang MUKMIN ada 3 tanda-tandanya:
1) Tidak terpaut hatinya pada harta benda dunia.
2) Tidak terpesona dengan bujuk rayu.
3) Benci terhadap perbuatan dan perkataan sia-sia..
Wahai Ali, bagi orang ‘ALIM itu ada 3 tanda2nya:
1) Jujur dalam berkata-kata.
2) Menjauhi segala yg haram.
3) Merendahkan diri.
Wahai Ali, bagi orang yg JUJUR itu ada 3 tanda2nya:
1) Merahasiakan ibadahnya.
2) Merahasiakan sedekahnya.
3) Merahasiakan ujian yg menimpanya.
Wahai Ali, bagi org yg TAKWA itu ada 3 tanda2nya:
1) Takut berlaku dusta dan keji.
2) Menjauhi kejahatan.
3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman.
Wahai Ali, bagi AHLI IBADAH itu ada 3 tanda2nya:
1) Mengawasi dirinya.
2) Menghisab dirinya.
3) Memperbanyakkan ibadah kepada Allah SWT

 
Sehari sebelum perang Badar, Saidina Ali KW (Imam Ali AS), bermimpi bertemu dengan Nabi Chaidir. Kemudian Imam Ali AS, bertanya kepada Nabi Chaidir, “Wahai Nabi Cahidir, tolong ajari aku amalan yang dengannya aku dapat mengalahkan musuh-musuhku, Nabi Chaidir menjawab,”bacalah 
Ya Huwa Ya Man laa Huwa Illa Huwa; Wahai Dia Wahai tiada dia selain Dia”
Esok paginya Imam Ali bertemu Rasulullah dan menceritakan perihal amalan tersebut. Rasulullah berkata,” Wahai Ali engkau telah mendapatkan
“Asma’ Al a’zham”.

Rabu, 24 Agustus 2011

Hukum Cadar: Dalil-Dalil Ulama yang Tidak Mewajibkan

Dalil-Dalil yang Tidak Mewajibkan
 
Inilah secara ringkas dalil-dalil para ulama yang tidak mewajibkan cadar bagi wanita.
 
Pertama, firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.” (QS. An Nuur: 31)
Tentang perhiasan yang biasa nampak ini, Ibnu Abbas berkata, “Wajah dan telapak tangan.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Isma’il Al Qadhi. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 59-60, Penerbit Al Maktabah Al Islamiyyah, Cet. I. Tetapi berbagai riwayat dari Ibnu Abbas tentang penafsiran ini dilemahkan oleh Syeikh Mushthafa Al Adawi dalam kitabnya Jami’ Ahkamin Nisa. Tentang hal ini terdapat riwayat-riwayat shahih dari perkataan sebagian tabi’in. Wallahu a’lam).
Perkataan serupa juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Umar. (Riwayat ini dishahihkan oleh Syeikh Al Albani dalam Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 59-60). Berdasarkan penafsiran kedua sahabat ini jelas bahwa wajah dan telapak tangan wanita boleh kelihatan, sehingga bukan merupakan aurat yang wajib ditutup.
 
Kedua, firman Allah,
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher) mereka.” (QS. An Nur: 31)
Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Allah ta’ala memerintahkan para wanita menutupkan khimar (kerudung) pada belahan-belahan baju (dada dan lehernya), maka ini merupakan nash menutupi aurat, leher dan dada. Dalam firman Allah ini juga terdapat nash bolehnya membuka wajah, tidak mungkin selain itu.” (Al Muhalla III/216-217, Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 73).
Karena memang makna khimar (kerudung) adalah penutup kepala. Demikian diterangkan oleh para ulama, seperti tersebut dalam An Nihayah karya Imam Ibnul Atsir, Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Al Hafizh Ibnu Katsir, Tafsir Fathu Al Qadir karya Asy Syaukani, dan lainnya. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 72-73).
 
Ketiga, firman Allah subhanahu wa ta’ala,
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَايَصْنَعُونَ {30} وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 30,31)
Ayat ini menunjukkan bahwa pada diri wanita ada sesuatu yang terbuka dan mungkin untuk dilihat. Sehingga Allah memerintahkan untuk menahan pandangan dari wanita. Dan yang biasa nampak itu yaitu wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 76,77). Semakna dengan ayat tersebut ialah hadits-hadits yang memerintahkan menahan pandangan dari wanita dan larangan mengulangi pandangan jika telah terlanjur memandang dengan tidak sengaja. Di antaranya,
 
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ بِالطُّرُقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ مَا بُدَّ لَنَا مِنْ مَجَالِسِنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ إِنْ أَبَيْتُمْ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ قَالُوا وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الأَذَى وَرَدُّ السَّلاَمِ وَاْلأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ
 
Dari Abu Said Al Khudri radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Janganlah kamu duduk-duduk di jalan”. Maka para Sahabat berkata, “Kami tidak dapat meninggalkannya, karena merupakan tempat kami untuk bercakap-cakap.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika kalian enggan (meninggalkan bermajelis di jalan), maka berilah hak jalan.” Sahabat bertanya, “Apakah hak jalan itu?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, menghilangkan gangguan, menjawab salam, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 1150, Muslim, Abu Dawud (4816). Lihat Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah 6/11-13)
 
Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ali radhiallahu ‘anhu,
 
يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
 
“Wahai Ali, janganlah engkau turutkan pandangan (pertama) dengan pandangan (kedua), karena engkau berhak (yakni, tidak berdosa) pada pandangan (pertama), tetapi tidak berhak pada pandangan (kedua).” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 77)
 
Jarir bin Abdullah berkata,
 
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظْرَةِ الْفَجْأَةِ فَقَالَ اصْرِفْ بَصَرَكَ
 
Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan tiba-tiba (tidak sengaja), maka beliau bersabda, “Palingkan pandanganmu.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya. Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 78)
Al Qadhi ‘Iyadh berkata, “Para ulama berkata, di sini terdapat hujjah (argumen) bahwa wanita tidak wajib menutupi wajahnya di jalan, tetapi hal itu adalah sunah yang disukai. Dan yang wajib bagi laki-laki ialah menahan pandangan dari wanita dalam segala keadaan, kecuali untuk tujuan yang syar’i (dibenarkan agama). Hal itu disebutkan oleh Muhyiddin An Nawawi, dan beliau tidak menambahinya.” (Adab Asy Syar’iyyah I/187, karya Ibnu Muflih. Lihat: Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 77).
 
Keempat, Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata,
 
أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ قَالَ أَبُو دَاوُد هَذَا مُرْسَلٌ خَالِدُ بْنُ دُرَيْكٍ لَمْ يُدْرِكْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا
 
Bahwa Asma’ bintu Abi Bakar menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpaling darinya dan berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu, jika telah mendapatkan haidh, tidak pantas terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya. (HR. Abu Dawud, Thabarani, Ibnu ‘Adi, dari jalan Sa’id bin Basyir dari Qatadah dari Khalid bin Duraik dari ‘Aisyah. Ibnu ‘Adi berkata, “Terkadang Khalid mengatakan dari Ummu Salamah, sebagai ganti dari ‘Aisyah.” Sanad hadits ini lemah, sebagaimana Abu Dawud berkata setelah meriwayatkannya, “Hadits ini mursal, Khalid bin Duraik tidak bertemu ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Demikian juga perawi bernama Sa’id bin Basyir lemah.”)
Hadits ini sesungguhnya lemah, tetapi Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini dikuatkan dengan beberapa penguat (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 58).
(1) Riwayat mursal shahih dari Qatadah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Jika seorang gadis kecil telah haidh, maka tidak pantas terlihat sesuatu darinya kecuali wajahnya dan tangannya sampai pergelangan.” (Tetapi kemungkinan riwayat ini sama sanadnya dengan riwayat di atas, yaitu Qatadah mendapatkan hadits ini dari Khalid bin Duraik, sehingga tidak dapat menguatkan. Wallahu a’lam).
(2) Diriwayatkan oleh Thabrani dan Al Baihaqi dari jalan Ibnu Luhai’ah, dari ‘Iyadh bin Abdullah, bahwa dia mendengar Ibrahim bin ‘Ubaid bin Rifa’ah Al Anshari menceritakan dari bapaknya, aku menyangka dari Asma’ binti ‘Umais yang berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemui ‘Aisyah, dan di dekat ‘Aisyah ada saudarinya, yaitu Asma bintu Abi Bakar. Asma memakai pakaian buatan Syam yang longgar lengan bajunya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau bangkit lalu keluar. Maka ‘Aisyah berkata kepada Asma, “Menyingkirlah engkau, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melihat perkara yang tidak beliau sukai. Maka Asma menyingkir. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk, lalu Aisyah bertanya kenapa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit (dan keluar). Maka beliau menjawab, “Tidakkah engkau melihat keadaan Asma, sesungguhnya seorang wanita muslimah itu tidak boleh tampak darinya kecuali ini dan ini”, lalu beliau memegangi kedua lengan bajunya dan menutupkan pada kedua telapak tangannya, sehingga yang nampak hanyalah jari-jarinya, kemudian meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua pelipisnya sehingga yang nampak hanyalah wajahnya.”
Al-Baihaqi menyatakan, “Sanadnya dha’if.” Kelemahan hadits ini karena perawi yang bernama Ibnu Luhai’ah sering keliru setelah menceritakan dengan hafalannya, yang sebelumnya dia seorang yang utama dan terpercaya ketika menceritakan dengan bukunya. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa haditsnya ini dapat dijadikan penguat. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 59).
(3) Pendapat sebagian sahabat (seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Umar) yang menjelaskan perhiasan yang biasa nampak yang boleh tidak ditutup, yaitu wajah dan telapak tangan. Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 59).
 
Kelima, Jabir bin Abdillah berkata,
 
شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ يَوْمَ الْعِيدِ فَبَدَأَ بِالصَّلَاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلَا إِقَامَةٍ ثُمَّ قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلَالٍ فَأَمَرَ
بِتَقْوَى اللَّهِ وَحَثَّ عَلَى طَاعَتِهِ وَوَعَظَ النَّاسَ وَذَكَّرَهُمْ ثُمَّ مَضَى حَتَّى أَتَى النِّسَاءَ فَوَعَظَهُنَّ وَذَكَّرَهُنَّ فَقَالَ تَصَدَّقْنَ فَإِنَّ أَكْثَرَكُنَّ حَطَبُ جَهَنَّمَ فَقَامَتِ امْرَأَةٌ مِنْ سِطَةِ النِّسَاءِ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ فَقَالَتْ لِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكَاةَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ قَالَ فَجَعَلْنَ يَتَصَدَّقْنَ مِنْ حُلِيِّهِنَّ 
يُلْقِينَ فِي ثَوْبِ بِلَالٍ مِنْ أَقْرِطَتِهِنَّ وَخَوَاتِمِهِنَّ
 
Aku menghadiri shalat hari ‘ied bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah, dengan tanpa azan dan tanpa iqamat. Kemudian beliau bersandar pada Bilal, memerintahkan untuk bertakwa kepada Allah dan mendorong untuk menaati-Nya. Beliau menasihati dan mengingatkan orang banyak. Kemudian beliau berlalu sampai mendatangi para wanita, lalu beliau menasihati dan mengingatkan mereka. Beliau bersabda, “Hendaklah kamu bersedekah, karena mayoritas kamu adalah bahan bakar neraka Jahannam!” Maka berdirilah seorang wanita dari tengah-tengah mereka, yang pipinya merah kehitam-hitaman, lalu bertanya, “Kenapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Karena kamu banyak mengeluh dan mengingkari (kebaikan) suami.” Maka para wanita itu mulai bersedekah dengan perhiasan mereka, yang berupa giwang dan cincin, mereka melemparkan pada kain Bilal. (HSR Muslim, dan lainnya)
 
Hadits ini jelas menunjukkan wajah wanita bukan aurat, yakni bolehnya wanita membuka wajah. Sebab jika tidak, pastilah Jabir tidak dapat menyebutkan bahwa wanita itu pipinya merah kehitam-hitaman. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 59) (Tetapi dalil ini dibantah dengan penjelasan bahwa hadits ini yang mahfudz (shahih) dengan lafazh min safilatin nisa’ (dari wanita-wanita rendah) sebagai ganti lafazh sithatin nisa’ (dari wanita dari tengah-tengah). Yang hal itu mengisyaratkan wanita tersebut adalah budak, sedangkan budak tidak wajib menutupi wajah. Atau kejadian ini sebelum turunnya ayat hijab. Wallahu a’lam).
 
Keenam, Ibnu Abbas berkata,
 
أَرْدَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَضْلَ بْنَ عَبَّاسٍ … فَوَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلنَّاسِ يُفْتِيهِمْ وَأَقْبَلَتِ امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ وَضِيئَةٌ تَسْتَفْتِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَطَفِقَ الْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَأَعْجَبَهُ حُسْنُهَا فَالْتَفَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا فَأَخْلَفَ بِيَدِهِ فَأَخَذَ بِذَقَنِ الْفَضْلِ فَعَدَلَ وَجْهَهُ عَنِ النَّظَرِ إِلَيْهَا …
 
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memboncengkan Al Fadhl bin Abbas… kemudian beliau berhenti untuk memberi fatwa kepada orang banyak. Datanglah seorang wanita yang cantik dari suku Khats’am meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mulailah Al Fadhl melihat wanita tersebut, dan kecantikannya mengagumkannya. Nabi ‘alaihi wa sallam pun berpaling, tetapi Al Fadhl tetap melihatnya. Maka nabi ‘alaihi wa sallam memundurkan tangannya dan memegang dagu Al Fadhl, kemudian memalingkan wajah Al Fadhl dari melihatnya…” (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya)
Kisah ini juga diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dan dia menyebutkan bahwa permintaan fatwa itu terjadi di tempat penyembelihan kurban, setelah Rasulullah melemparkan jumrah, lalu dia menambahkan, “Maka Abbas berkata kepada Rasulullah ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, kenapa anda memalingkan leher anak pamanmu?” Beliau menjawab, “Aku melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, sehingga aku tidak merasa aman dari syaitan (menggoda) keduanya” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan lainnya. Syaikh Al Albani menyatakan, “Sanadnya bagus”)
Dengan ini berarti, bahwa peristiwa tersebut terjadi setelah tahallul (selesai) dari ihram, sehingga wanita tersebut bukanlah muhrimah (wanita yang sedang berihram, dengan hajji atau umrah).
Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Seandainya wajah wanita merupakan aurat yang wajib ditutupi, tidaklah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkan wanita tersebut membuka wajahnya di hadapan orang banyak. Pastilah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan wanita itu untuk menurunkan (jilbabnya) dari atas (kepala untuk menutupi wajah). Dan seandainya wajahnya tertutup, tentulah Ibnu Abbas tidak mengetahui wanita itu cantik atau buruk.”
Ibnu Baththal rahimahullah mengatakan, “Di dalam hadits ini terdapat perintah untuk menahan pandangan karena khawatir fitnah. Konsekuensinya jika aman dari fitnah, maka tidak terlarang. Hal itu dikuatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memalingkan wajah Al Fadhl sampai dia menajamkan pandangan, karena kekagumannya terhadap wanita tersebut, sehingga beliau khawatir fitnah menimpanya. Di dalam hadits ini juga terdapat (dalil) pertarungan watak dasar manusia terhadapnya serta kelemahan manusia dari kecenderungan dan kekaguman terhadap wanita. Juga terdapat (dalil) bahwa istri-istri kaum mukminin tidak wajib berhijab sebagaimana istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena (kalau memang hal itu) wajib bagi seluruh wanita, pastilah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada wanita dari suku Khats’am tersebut untuk menutupi (dirinya) dan tidak memalingkan wajah Al Fadhl. Di dalamnya juga terdapat (dalil) bahwa menutup wajah wanita tidak wajib, Para ulama berijma’ bahwa wanita boleh menampakkan wajahnya ketika shalat, walaupun dilihat oleh laki-laki asing.” (Fathu Al-Bari XI/8)
 
Perkataan Ibnu Baththal rahimahullah tersebut dibantah oleh Al Hafizh Ibnu Hajar, dengan alasan bahwa wanita dari suku Khats’am tersebut muhrimah (wanita yang sedang berihram). Tetapi Syaikh Al Albani menyatakan, bahwa yang benar wanita itu bukan muhrimah (wanita yang sedang berihram), sebagaimana penjelasan di atas. Seandainya wanita itu muhrimah (wanita yang sedang berihram), maka pendapat Ibnu Baththal itu tetap kuat. Karena wanita muhrimah itu boleh melabuhkan jilbabnya ke wajahnya di hadapan laki-laki asing, sebagaimana hadits tentang hal ini. (Lihat haditsnya pada edisi terdahulu, pada dalil ke 13 yang mewajibkan cadar). Maka hadits ini menunjukkan bahwa cadar tidaklah wajib bagi wanita, walaupun dia memiliki wajah yang cantik, tetapi hukumnya adalah disukai (sunah). Peristiwa ini terjadi di akhir kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga hukumnya muhkam (tetap; tidak dihapus). (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 61-64).
 
Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Sumber: Kumpulan tulisan ustadz Kholid Syamhudi


Senin, 22 Agustus 2011

Musafir Di "AIDIL FITRI"


Islam mengajarkan pada kita untuk peduli pada anak yatim, fakir, miskin, orang-orang terlantar lainnya agar orang-orang terlantar tersebut selalu disantuni. Allah swt sangat mengecam orang-orang yang mengatakan dan berbuat seperti orang beriman tetapi tidak peduli dengan anak yatim dan fakir miskin. Bahkan Allah swt mencap orang-orang yang seperti demikian sebagai pendusta agama, (QS: Al Ma,un: 1 - 3).



Gema Takbir Di subuh Hari kan menjelang .." AIDIL FITRI" 
tapi hamba musafir diri kesana sini membawa DIRI
AYAH IBU dah lama pergi smuanya hilang 
tinggalah hamba sorang diri Tiada Siapa ingin ku hampiri..
ohTuhan yang maha kuasa hamba menangis di pagi raya 
AIDIL FITRI hari mulya tapi hamba bingung dengan DERITA...
Hamba Musafir Diri...kesana sini membawa DIRI, 

SAHABAT semua ingat dibalik kesenangan DI hari itu masih banyak yang sedang sedih & memerlukan uluran tangan kita...Ingatlah mungkin kita gembira tapi ada yang sedang meratap akan nasib diri

Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ 

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.(QS:Al Baqarah: 177)




Perhatian ISLAM dlm pnanggulangn keMISKINan & FAKIR MISKIN tdk dpt dibandingkn dgn agma samawi & aturn Buatn manusia mnapun, baik di lhat dri segi pngarahan maupun dilihat dri pngaturan & penerapn. Smenjak fajar baru mnyingsing di kota Mekkah, ISLAM tlh mmperhatikn persoalan pnanggulangan MASALAH SOSIAL KEMISKINAN

Muslim yang kuat lbih disukai Allah....
Smga Alloh SWT sllu mlimpahkn rahmat & Hidayah pd kt smua.



Syamsul Bahri (Aby Albrave Bilhaq)

Ketika falsafah lebah Kubentang bak ribuan bahkan jutaan sayapnya yg sdg mengembang...alangkah ASRI dan sejuknya dunia ini. mudah2an antup-sengatannya membuat kita terus dan lebih tersentak untuk berbuat yg terbaik bg kita....
terlebih bermaslahat bagi semua..
s'moga teman!!! dari pinggir sarang lebahku di WONOSOBO... tak tunggu stetes madunya

Senin, 15 Agustus 2011

BAGAIMANA MELATIH SABAR


Setelahku mengalami keKALAHan pada putaran PILKADA yang lalu,      
teman teman seperjuangan sering bertandang di rumahku di wonosobo, mereka berikan dukungan MORAL dan saling berikrar teguh untuk membesarkan HATI satu sama lainnya. Hheehe ….secara pribadi Saya bangga tak lupa mengucap banyak terima kasihku pada mereka.

Ku ingat dulu saat ku akan mencalonkan diri, Jauh hari sudah saya isyaratkan kepada handai taulan dan team suksesku dalam kalau Kemenangan di pilkada bukanlah Akhir dari TUJUAN saya, CITA-CITAku menjadi orang nomer 1 di Wonosobo bukanlah sekedar bertujuan menjadi BUPATI

Menurutku menang di PILKADA adalah Cuma jalan jadi BUPATI, dan JABATAN BUPATI hanya alat untuk saya mengapai cita cita memajukan kepentingan Rakyat dari kemiskinan dan kebodohan, sebagai abdi masyarakat selama 5 tahun kedepan. (Prop. Program Kerjaku "WONOSOBO menggugat IV)

Jika memang nantinya pada saat PILKADA berlangsung, masyarakat tak memilih saya tidak menjadi masalah, karena RAKYAT bebas MEMILIH begitu juga Mahkamah Konstitusi, dan saya sudah siap serta selalu bersyukur atas semua nikmat SEHAT yang saya terima dari Allah SWT..intinya Walau Hati Terpuruk SENYUM tetap menghias JIWA semboyan ini selalu ku pakai,

untuk yang telah mengingatkan saya, secara pribadi saya sampaikan ..Dr “M” terimkasih, I remember that you said : Aby..tersenyumlah selalu dalam meraih kebahagiaan, walau HATI terpuruk SENYUM selalu Menghias JIWA” Thank’s Dokter,

Diriku sangat bangga memiliki banyak teman dalam perjuanagan ini, baik keluarga dan sanak family yang begitu antusias memberikan semangat secara moril maupun materil dengan penuh rasa ikhlas. SABAR adalah kalimat yang selalu mereka sampaikan kepada ku, terkadang saya membalikakan kalimat itu pada mereka dalam sebuah kalimat tanya?...

Sabar iku opo tah mas…njur prige gon iso SABAR ?".

hhehhe... ku tau sebenarnya mereka semua menjawabnya bingung, hheheee … (Iso ngomonga ra iso menerangken..wkkkk).

Hmm…ku mencoba berbagi mengenai SABAR mari kita kupas bagaimana supaya bisa sabar menurut saya..!!!

Sabar itu seperti kita minum sebuah Pil rasanya pahit tapi tetapi tetap kita teguk walaupun Pahit dengan kita tetap senyum Ikhlas waktu meminumnya dan tidak mengeluh, gelisah, putus asa dan marah kita tahan semua perasaan itu, menahan lidah dari mengeluh, dan agar kita mudah memahami merasakan dan mengapresiasikan SABAR ini sehari hari berikut untuk menjadi pengetahuan bersama :

Kawan..!!!

Allah SWT telah menyatakan dengan tegas bahwa hidup ini sesungguhnya penuh dengan kepastian, bukan kemungkinan-kemungkinan. Bahwa kebaikan yang kita usahakan, sekecil apapun menurut penilaian kita pasti akan dibalas dengan kebaikan yang lebih banyak. Bahkan, ketika kita baru berniat akan melakukan kebaikan dan kita tidak jadi melakukannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Apalagi ketika kita berniat melakukan kebaikan dan kemudian kita jadi melakukannya, maka Allah SWT mencatat di sisiNya 10 kebaikan hingga 700 kali lipat bahkan sebanyak yang dikehendakiNya.

Tidaklah berlebihan bahwa menjadi seorang muslim pastilah menjadi orang paling berbahagia di muka bumi ini, karena apapun ketetapan Allah kepada hambaNya, kata Rasulullah SAW, semuanya pasti baik adanya.

Rasulullah SAW bersabda”Sangat mengagumkan keadaan orang mukmin itu, sebab keadaan bagaimanpun baginya adalah baik dan tidak mungkin terjadi demikian, kecuali bagi orang mukmin saja. Jika mendapat nikmat ia bersyukur dan itu baik baginya; dan bila menderita kesusahan ia bersabar, maka itupun baik baginya.”

Mari kita pahami konsep sabar secara menyeluruh. Sabar itu bukan hanya mampu menahan dirinya dari dorongan nafsu kemarahan (Hilm), tapi juga mampu menahan nafsu birahinya sehingga kemaluannya terjaga dari berbagai perbuatan terkutuk (‘Iffah), mampu menahan diri untuk tidak makan secara berlebihan atau secara terburu-buru (syara nafs/syaba’ nafs), dan mampu menahan diri untuk tidak senantiasa tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu (Waqar/Tsabat).

Jangan mengaku sabar ketika kita masih suka membeberkan rahasia, suka mencari kambing hitam karena sabar itu adalah kitman sirr (mampu menahan diri untuk tidak mengatakan apa saja yang seharusnya tidak dikatakan), muru’ah (mampu menahan diri untuk tidak melemparkan hal-hal yang tidak disukai kepada orang lain), dan syaja’ah (mampu menahan diri untuk tidak lari dan kabur dari masalah yang dihadapi).

Wassalam, saya senang berbagi kepada Sahabat semua, mari kita ambil manfaat ceita saya ini

Kamis, 11 Agustus 2011

Delapan Ciri "ULIL ALBAB"


kesinambungan antara kemampuan berpikir, merenung dan membangun teori ilmiah dari realitas alam yang empiris dengan metode induktif dan deduktifnya namun sekaligus mampu mempertajam analisisnya dengan mengasah hati dan rasa melalui berdzikir.

Artinya, kerja intelektual bukan hanya kerja berpikir. Harus ada bagian intuisi—selain logika—yang berfungsi sebagai pengawal etik logika. Di sinilah peran agama yang kemudian terkenal dalam ungkapan Albert Einstein bahwa “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa dan ilmu lumpuh”(Keith Ward, 2002).




Ulil Albab bukanlah sekedar punya "AKAL", Tetapi dia adalah INTELEKTUAL MUSLIM yang berfikir secara Ilmiah. sesuai dengan tuntunan Al-quran dn Sunnah.

Agar manusia tak menklaim dirinya sebagai Ulil Albab, maka AL-QURAN mengemukakan 8 ciri yg harus dimiliki.

1. TAKUT AZAB ALLAH


Takut kepada Allah membuat seorang Ulil Albab tk mau menghasilkan KONSEP yg tak benar, Allah Berfirman :

Artinya : Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu, QS. ath-Thalaq (65) : 10


2. BELAJAR DARI KITAB DAN SEJARAH

kitab yg datangnya dari Allah SWT dan sejarah masa lalu merupakan rujukan yang penting bagi ULIL ALBAB

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. QS. yusuf : 111


3. DZIKIR DAN FIKIR

Bagi Seorang Ulil Albab Berdzikir dan berfikir mrupaka bagian yang tak terpisah . apalagi memhami Alam SEMESTA...:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Ali Imran : 190-191

Hikmah dari ayat tersebut:

1. Langit sebagai naungan kita.
Hanya allah yang tahu berapa lapis langit itu. Manusia tidak akan mengetahuinya.
2. Allah mengatur pergantian siang dan malam.
Allah melakukannya supaya seimbang bumi ini dan manusia dpata bekerja pada siang hari dan beristirahat pada malam hari.

Dari ayat diatas juga, memberikan pengertian:

1. Allah memberi akal
fungsinya untuk mengenal dan mengingat Allah.
2. Allah menciptakan ciptaannya.
Sebagai sarana berfikir manusia akan allah.

Perbedaan dzikir dan fakir:

Dzikir yaitu mengingat allah dengan potensi yang didapat dari kita dengan menggunakan hati.
fikir menggunakan akal atau pikiran.

Kesimpulan dari dzikir dan fikir:

1. Allah menciptakan alam semesta
2. Semua yang allah cipatakana ada manfaatnya.
3. Mensucikan Allah dengan dzikir (tasbih, tahmid, dan takbir).
4. Menumbuhkan rasa takut dan kepatuhan kepada allah akan hari kiamat.


4. MENDAPAT HIKMAH DARI ALLAH

Hikmah membuat seorang Ulil Albab luas wawasannya dan berfikir selalu disesuaikan dengan nilai Al-Quran...:


Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Al baqarah:269


5. MENDALAMI ILMU ALLAH
Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. Al Imran : 7


6. MENTAUHIDKAN MASYARAKAT

(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.

7. KRITIS

Kritis terhadap pemikiran sehingga dia hanya mengikuti yang benar

yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang- orang yang mempunyai akal.

8. MEMPERTAHANKAN KEBENARAN

Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.
aL mAIDAH : 100

Sabtu, 16 Juli 2011

MALAM NISHFU SYA'BAN

 
Indahnya Islam pada IMAN, Nikmatnya sholat pada KHUSYUK, 
Hikmahnya puasa pada FITRAH, Tujuannya haji adalah MABRUR, Intinya sodakah itu adlh IKHLAS, Hingga diri mnjadi menjadi IKHSAN agar mnjadi insan KHAMIL 
pasti Allah memberii RIDHA, "kawan di malam Nisfu Sya'ban ini.
mari kita Hijrahkan diri menuju IKHSAN mengejar KHAMIL agar hidup Mndapat RIDHA . 
ABY ALBRAVE BILHAQ (Syamsul Bahri)


Kebesaran hari ini diterangkan oleh Rasulullah saw. ” Malaikat Jibril mendatangiku pada malam Nishfu (15) Sya’ban, seraya berkata, ” Hai Muhammad, malam ini pintu-pintu langit dibuka. Bangunlah dan Shalatlah, angkat kepalamu dan tadahkan dua tanganmu kelangit .”

Rasulullah saw bertanya, ” Malam apa ini Jibril ?”

Jibril menjawab. ” Malam ini dibukakan 300 pintu rahmat. Tuhan mengampuni kesalahan orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali tukang sihir, tukang nujum, orang bermusuhan, orang yang terus menerus minum khamar (arak atau minuman keras), terus menerus berzina, memakan riba, durhaka kepada ibu bapak, orang yang suka mengadu domba dan orang yang memutuskan silaturahim. Tuhan tidak mengampuni mereka sampai mereka taubat dan meninggalkan kejahatan mereka itu .”

Rasulullah pun keluar rumah, lentas mengerjakan shalat (sendirian) dan menangis dalam sujudnya, seraya berdoa :

” Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab dan siksa-Mu serta kemurkaan-Mu
Tiada kubatasi pujian-pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu
Maka bagi-Mu lah segala pujia-pujian itu Hingga Engkau rela .” (HR Abu Hurairah)
Oleh karena itu sahabatku, malam tersebut sangatlah baik untuk beribadah dan memohon ampunan (bertaubat) atas segala hal buruk yang kita lakukan, dan semoga Allah swt menerima segala amal ibadah dan mengampuni dosa-dosa dan kesalahan kita . . Aamiin..

Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang mengingatkan sesama tentang kedatangan bulan ini. Maka api neraka haram baginya.”

Tulisan ini hanyalah sekedar berbagi untuk teman-teman ummat Muslim, semoga bermanfaat. Karena memberikat sesuatu yang bermanfaat adalah bagian dari amal ibadah.
 Sang pencinta akan melenyapkan segala keinginannya diluar cinta, yang ada hanya ingin memberi dan mngabdi kepada sang kekasih hati, hidup sdh lebur dalam penghambaan demi kecintaan kepada sang Kekasih hati. Sedangkan sang perindu selalu menghiasi desahan nafas dan denyut jantungnya dgn wajah indah sang kekasih hati, karena seluruh hidupnya sudah dia balut dengan cinta tulus utk kekasih hati....LV U Full my Dear...:)
 
 
 

Jumat, 01 Juli 2011

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN DENGAN BERBUAT BAIK


Oleh : Syamsul Bahri/Albrave Bilhaq


“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. 
 (QS. Al-Hajj 22:77).


Ayat yang mulia ini menerangkan dan memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk ruku, sujud, dan menyembah Allah serta berbuat baik. Para ulama tafsir menjelaskan diantara hikmah disebutkannya perintah ruku’ dan sujud secara terpisah dari perintah menyembah Allah ta’ala didalam ayat diatas tersebut padahal perbuatan ruku’ dan sujud merupakan bagian dari menyembah (beribadah) kepada-Nya menunjukan bahwa ruku’ dan sujud yang terdapat didalam ibadah sholat adalah ibadah terbesar seorang hamba kepada Rabbnya[1]. Kemudian Allah ta’ala perintahkan setelah untuk berbuat baik


Perbuatan Baik Ciri Seorang Muslim

Allah ta’ala menyebutkan sebuah berita bahwa diantara sifat-sifat yang dimiliki manusia pilihan-Nya untuk menjadi seorang nabi dan rasul yang menyampaikan risalah adalah “ يسارعون فى الخيرات bersegera didalam kebaikan”   (QS.Al-Anbiya’/21:90), begitu pula seorang muslim, diperintahkan untuk berbuat baik (QS. Al-Hajj/22: ), bahkan tidak cukup hanya berbuat baik tetapi juga berlomba-lomba dididalam kebaikan (QS. Albaqoroh/2:148). Dan Allah menjanjikan mereka yang bersegera dalam kebaikan akan memperoleh kebahagiaan/kesuksesan (QS.Al-Mu’minuun/23:61).[2] Dan ini sama persis maknanya dengan ayat Qs. Al-Hajj/22:77 diatas.


Yang Dicari Setiap Insan

Ketika kita bertanya kepada diri kita ataupun bertanya kepada orang lain tentang apa yang kita inginkan dan kita cari dalam kehidupan ini, niscaya diri kita dan setiap orang akan mengatakan bahwa Kesuksesan dan Kebahagiaan adalah keinginan setiap manusia.Kesuksesan terukur dari apa yang kita peroleh dan hasilkan, sedangkan kebahagiaan adalah dari apa yang kita rasakan. Dan Allah ta’ala menerangkan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan itu ada didalam perbuatan baik.


Makna Sebuah Kebaikan

Didalam Al-qur’an Kebaikan disebutkan dengan kataالخير dan dalam bentuk jama’ (plural)nya الخيرات , para ulama tafsir menterjemahkan makna perbuatan baik ini dengan berbagai macam pengertian, diantaranya : Kebajikan dan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya[3], amal-amal sholeh[4], yang kalau kita simpulkan, makna kebaikan secara umum adalah seorang muslim yang selalu berada didalam lingkaran ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan, yang secara khusus disebut dengan istiqomah, disebutkan dalam hadist Abu ‘Amru Sofyan bin Abdillah berkata : “Aku berkata kepada rasulullah, “Ya Rasulullah, Sebutkanlah kepadaku satu perkataan

Perkataan saja yang aku tidak akan bertanya setelah ini kepada orang selain dirimu?, kemudian beliau bersabda : “Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian ISTIQOMAH lah” (HR. Muslim)[5]. Dari sinilah kita pahami bahwa Iman dan Istiqomah adalah modal untuk berada di dalam lingkaran kebaikan yang berakhir pada kesuksesan dan kebahagiaan seseorang pada dua kehidupan yaitu kehidupan dunia dan akhirat.


Tingkatan Kebaikan 

Didalam permasalahan Kebaikan ini, setiap manusia memiliki derajat dan tingkatan-tingkatannya, yaitu ;
1. Selama seseorang berbuat baik, maka selama itulah ia berada didalam lingkaran kebaikan dan ia tidak tercela dengan kebaikan yang dilakukannya,  karena begitu banyaknya jalan-jalan kebaikan, bahkan sekalipun kebaikan yang dilakukannya adalah kebaikan dalam standar minimal kebaikan, disebutkan di dalam sebuah hadist dari Abu Zar, yaitu Jundub bin Junadah r.a., katanya: "Saya berkata: Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih utama - banyak fadhilahnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "yaitu beriman kepada Allah dan berjihad untuk membela agamaNya." Saya bertanya lagi: "Hamba sahaya manakah yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "yaitu yang dipandang terindah bagi pemiliknya serta yang termahal harganya."Saya bertanya pula: "Jikalau saya tidak dapat mengerjakan itu -yakni berjihad fi-sabilillah ataupun memerdekakan hamba sahaya yang mahal harganya, maka apakah yang dapat saya lakukan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Berilah pertolongan kepada seseorang pekerja atau engkau mengerjakan sesuatu kepada seseorang yang kurang pandai bekerja" Saya berkata pula: "Ya Rasulullah, bukankah engkau telah mengetahui, jikalau saya ini lemah sekali dalam sebahagian pekerjaan?" Beliau s.a.w. bersabda:"Tahanlah keburukanmu, jangan sampai mengenai orang banyak, amalan sedemikian itu pun merupakan sedekah daripadamu untuk dirimu sendiri - yakni tidak mengganggu orang lain." (Muttafaq 'alaih)[6]
2. Yang membedakan muslim dengan muslim lainnya adalah didalam meletakkan kebaikan itu pada dirinya (DSP, Daftar Skala Prioritas). Setiap muslim memiliki kesempatan untuk memilih kebaikan yang mana yang dapat dilakukannya, dan muslim yang baik adalah mereka yang memilih untuk melakukan kebaikan yang besar nilainya (standart maksimal).
3. Muslim yang paripurna adalah seorang muslim yang memiliki atsar (tapak perjalanan) disemua pintu-pintu kebaikan yang banyak tersebut.


Penutup

Didalam sejarah kehidupan generasi terbaik yang tercatat sepanjang sejarah yaitu para sahabat ridwaanallohi ‘ajma’iin kita dapati bahwa mereka adalah sosok manusia yang senantiasa melakukan kebaikan, berlomba-lomba didalam melakukannya, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang berada didalam tingkatan ketiga, yaitu selalu berada disemua perbuatan baik sebagaimana sosok Abu Bakar Ash-Shiddiq yang disebutkan oleh rasulullah bahwa Abu bakar kelak akan dipanggil oleh Allah ta’ala untuk masuk kedalam syurga dari semua pintu syurga karena beliau adalah orang yang senantiasa ada didalam semua pintu kebaikan.
Wallaahu Ta’ala A’lam

 SUMBER :
[1] Fathul Majiid Syarah Kitaabut Tauhiid bab Menyembelih binatang dengan niyat bukan karena Allah oleh Syaikh Abdurrahman Aalu Syaikh hal.264.
[2] Tafsir Ath-Thobari
[3] Tafsir Aisar Abu Bakar AlJazairi Juz 1 Hal.63
[4] Tafsir Ath-Thobari Juz 3 Hal.192
[5] Riyadush Sholihin Imam Nawawi Bab Istiqomah Juz 1 Hal.64.
 [6] Riyadush Shoolihiin Imam Nawawi bab Bayaknya Jalan-jalan Kebaikan Juz 1 hal.104

Jangan lupa dan jangan menganggap remeh, ketika anda meletakkan tangan anda di pundak orang yang anda cintai, maka sesungguhnya hal itu merupakan SENTUHAN berarti dan berkesan. maka hal itu tak mungkin saling terwujud kecuali antara dua hati yang saling CINTA, dari sanalah anda bisa mengetahui nilai hubungan yang anda jalin sesama manusia